Bulan Ramadhan 1437 H
Senantiasa dirahmati oleh Allah subhaa-nahu-wa-ta’ala bersyukur curahan nikmat dari Allah subhaa-nahu-wa-ta’ala bagi orang beriman nikmat besar, bersyukur atas kesempatan ibadah dekat pada Allah subhaa-nahu-wa-ta’ala.
Tarbiyah mutamazizah kewajiban yang agung dan kita semua diberikan kesempatan untuk kewajiban ini. Kebahagian di dunia dan di akhirat. Puasa Ramadhan, bahwa Allah subhaa-nahu-wa-ta’ala mentarbiyah kita. Menjadi orang yang senantiasa mengendalikan diri. Kunci akan kebahagiaan manusia yang hakiki.
Puasa dalam arti bahasa adalah menahan. Pengendalian dari hal yang membatalkan puasa. Sifat jasad di fisik menahan makan dan minum serta hubungan antar suami-istri. Kebanyakan manusia telah pahami hal tersebut. Hakekatnya semua karena Allah subhaa-nahu-wa-ta’ala. Kita agar menahan diri yang berkaitan dengan rohani atau spiritual kita. Jasad kita merupakan sarana. Dari Lisan kita, menahan dari pada ghibah namimah, berkata-kata kotor, kalimat caci makian dan hal yang menyakitkan kepada orang lain.
Ulama : Ghibah tidak hanya menghilangkan pahala puasa bahkan membatalkan puasa. Konskuensi yaitu dengan menqodho’ daripada puasa yang dilakukan. Kadang tindakan itu tidak kita sadari sehingga dapat membatalkan puasa kita. Dengan puasa Ramadhan dengan Diam atau berbicara baik. Diam ini tidak ghibah dan caci maki orang. Diamnya orang yang berpuasa, beri nasehat atau mengajak kebaikan jauh lebih memberikan pahala besar. Mata hati kita. Zuhud pengedalian diri. Tatkala kita bisa. Allah haramkan kita cintai dan sukai dibulan Ramadhan. Allah akan agungkan kita.
Orang yang takut pada Allah subhaa-nahu-wa-ta’ala kedudukan keagungan Allah subhaa-nahu-wa-ta’ala dan dia menahan diri dari pada syahwat atau keinginannya. Sesungguhnya bahwa nafsu mengajak kepada keburukan kecuali hawa nafsu yang diarahkan untuk taat kepada Allah subhaa-nahu-wa-ta’ala. Hawa nafsu bagaikan kuda liar. Maka kuda itu kita tarbiyah, maka kita bisa kendalikan. Sebaliknya apabila ditarbiyah maka nafsu itu tidak terkendali.
Penomena yang ada. Asusila, kerusakan yang berkaitan dengan kesucian. Ini disebabkan karena pengendalian diri tidak ada. Kehadiran bulan Ramadhan adalah karunia Allah subhaa-nahu-wa-ta’ala. Perbuatan-perbuatan maksiat bahkan kekejaman, sadis, hilangnya pengendalian diri. Semoga dengan pengendalian diri Allah mengingatkan kita sebagai umat islam.
Tarbiyah diri kita disucikan oleh Allah subhaa-nahu-wa-ta’ala. Pengantar mendapatkan kebahagiaan. Bagaikan dosa hadir dosa menderita. Bukan kebahagian dan ketentraman. Akan tetapi dosa kita milki besar. Tidak mengetahui dosa akan mendapatkan penderitaan yang berkepanjangan. Keikhlasan ibadah maka Allah subhaa-nahu-wa-ta’ala akan mencabut dosa sebelumnya. Kesempatan memperbanyak bacaan Istighfar. Dosa hilang maka tetesan kebahagiaan. Bersih dan suci. Hatinya bersih Allah subhaa-nahu-wa-ta’ala akan berikan sakinah atau ketentraman bahagiaan, senang melaksnakan ketaatan. Sedikit tidak ada beban bahkan merindukannya.
Abu Humamah : “ingin hidup selamanya. Aku telah merasakan menikmati rasa lapar, haus, letih, ketika aku berpuasa Ramadhan. Tidak bisa di ukur dengan harta, atau tingginya kedudukan tetapi tatkala dekat dengan Allah subhaa-nahu-wa-ta’ala karena sesucian hati kita.”
Semoga diberi kekuatan dengan puasa Ramadhan menjadi tarbiyah. Banyak istigfar dan ibadah, shalat, membaca Al Qur’an, dzikir, shadaqah dan sebagainya. Baik di dunia dan akhirat. Wallahua’alm bishowab.
Komentar
Posting Komentar