Hosting Indonesia

Menyambut Ramadhan

Alhamdulillah kita sudah berada dibulan Sya'ban. Menunggu dari pemerintah untuk mengetahui awal bulan Ramadhan 1433 H. Kita sebagai warga yang baik, hendaklah mengikuti apa yang diputuskan oleh pemerintah. Ibadaah puasa adalah sebagaimana ibadah yang lain.
Kita hendaklah mengetahui waktu puasa itu. Dengan menggunakan perputaran jam, perputaran matahari atau bulan. Sebagai patokan sesuai ulama terdahulu. Seperti penentuan waktu-waktu shalat lima waktu.

Pada saat ini, Pendidikan jarang mengajarkan kepada anak-anak waktu shalat. Yang sering kita gunakan adalah dengan menggunakan jam, suara adzan. Jadi sosialisasikan sejak dini tentang waktu ibadah, seperti shalat lima waktu. Jika tidak ada jam, dan tidak ada suara adzan oleh muadzin, maka kita dapat menggunakan perputaran matahari.

Ibadah ramadhan dapat diukur dalam peredaran bulan. Tanggal bulan qomariyah, sangat kecil dan cepat dalam menentukan awal bulan. Kita mempercayai kemampuan seseorang dalam melihat bulan. Walau satu orang, maka itu menjadi dasar masuknya bulan Ramadhan. Dan dapat juga mendengar dari dua orang yang melihat, bahwa sudah masuk satu ramadhn atau masuk satu Syawal. Untuk sekarang sudah di-handle oleh pemerintah, melalui tim hisab untuk melakukan pemantauan secara langsung baik itu daerah dan wilayah. Hasil dari pantauan itu melalui prosedur dan melalui media. Laporannya dari Kota ke provinsi ke pusat. Hasil itu terlihat atau tidak. Maka tim itu akan di sumpah, dikumpulkan, yang akan mentukan hisabnya.

Ketentuan dasar adalah jika ada orang yang mengaku melihat bulan masih dibawah atau diatas ufuk setinggi 20 , maka itu belum dianggap syah. Dalam Ilmu astronomi jika sudah mencapai ketinggian 60. Ilmu rukyat sekarang dapat diperoleh di Perguruan Tinggi saja, itupun tentang Syariah. Mengenai pengambilan keputusan, bahwa ada dasar dari individu dan dari pendapat pemerintah dengan timNya. Maka kita Jangan mengambil keputusan sendiri, jika belum mengetahui dasarnya. Pemerintahlah yang menentukan. Menggunakan dasar Hisab atau perhitungan dan rukyat atau melihat bil fi'li (menunggu berakhirnya bulan sya'ban), kemudian dipadukan dari berbagai wilayah. Jangan di paksa untuk melakukan tanpa ada dasar. Polanya yang dipahami agar tidak melenceng, ada yang duluan atau bahkan belakangan. Jika sudah terpenuhi atas dasar itu, maka ibadah kita fokus dan tumakninah. Jika tidak dikhawatirkan ibadah kita menurun karena memikirkan atau mempermasalahkan waktu yang tidak tepat.

Ibadah puasa itu baik ada yang wajib dan sunnah, yang merupakan ibadah luar biasa, sekelas malaikat/tuhan. Dimana kita tidak makan, tidak minum, tidak hubungan intim. Tuhan juga demikian. Jadi kita mengikuti sifat-sifat tuhan. Hadist : Puasa itu setengah dari pada kesabaran. Kesabaran itu setengah dari keimanan. Jadi seper empat dari pada bagian keimanan telah kita penuhi, kita tingkatkan perbuatan yg baik. Tentunya dengan puasa yang baik. Mengendalikan, nafsu, perbuatan. Dalam istilah Imsak bi, ketika melaksanakan puasa adalah dengan tekad atau sunguh-sungguh. imsak ‘an, menahan diri kita dari sifat yang buruk, tidak makan, tidak minum, hal-hal yang membatalkan puasa. Ibadah puasa, dinisbahkan/dilimpahkan kepada diri kita sendiri. Kesabaran itu adalah suatu ibadah, orang bersabar mendapat pahala, mereka tanpa hisab diakhiran kelak nanti. Wallahu’alambishowab.

Komentar

Postingan Populer

Follow My Social Media