Gerhana Matahari
Saat ini Allah subhanahuwata’ala memberikan nikmat yang luar biasa yang mungkin akan jarang kita temui ketika Allah subhanahuwata’ala menyaksikan tanda kebesaran, kekuasaan, keagungan Allah subhanahuwata’ala yang diperlihatkan keapad kita semua. Tentu sebagai hamba yang beriman melihat penomena ini dalam kaca mata iman. Telah banyak tanda yang Allah subhanahuwata’ala perlihatkan kepada kita namun kita sering tidak berpikir. Firman Allah dalam surat Fusshilat ayat 53
سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الآفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
Artinya : "Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk, dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka, bahwa Al-Qur'an itu benar. Dan apakah Rabb-mu tidak cukup (bagi kamu), bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu." – (QS.Fusshilat[41]:53)
Ketika di luar sana ada jutaan orang berada di titik melihat gerhana matahari adalah penomena alam. Mereka berkumpul menyaksikan secara langsung akan menyaksakan penomena yang indah. Ribuan wisatawan asing menyaksikan di titik kota yang dilewati oleh Gerhana Matahari. Mengabadikan momen tersebut. Bahkan ada beberapa acara yang di kemas dengan musik, festival dan lain-lain. Saat ini patut bersyukur pada Allah subhanahuwata’ala. Allah subhanahuwata’ala menggerakkan hati kita untuk menuju ke salah satu rumahnya untuk bersujud kepada Allah subhanahuwata’ala. Penomena ini adalah bagian dari salah satu tanda-tanda kebesaran Allah subhanahuwata’ala semakin dekatnya hari kiamat.
Patut bersyukur bahwa Allah subhanahuwata’ala memilih kita. Bersedia duduk berdzikir, istigfar mengagungkan asma Allah di rumah Allah. Rasulallah sudah pernah menyampaikan, kalian akan mengikuti keburukan, kalian mengikuti dengan sejengkal demi sejengkal, sehasta sehasta. Jika kalian mengikuti maka mengikuti kelembah keburukan. Siapakah itu kaum yahudi.
Allah masih memilih kita untuk bersujud. Sesungguhnya penomena gerhana matahari pada zaman Rasulallah setelah Rasulallah hijrah ke Madinah. Rasulallah bergegas menuju masjid dan langkah rasul penuh hidmat, rasa takut dan mengajak umat untuk berkumpul dan shalat.
Dalam sholat beliau membaca ayat Al Qur’an begitu panjang, rukuk dan sujud pun panjang atau lama. Ini karena muncul rasa ketakutan kepada Allah subhanahuwata’ala. Penomena sebagai tanda Allah subhanahuwata’ala memperlihatkan kekuasaanya, keagungannya. Setelah shalat beliau naik mimbar untuk memberi nasehat. Diantara nasehatnya : "Sesungguhya matahari dan bulan bagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah subhanahuwata’ala, Gerhana. Ini tidak terjadi karena kelahiran atau kematian seseorang. Ini ada tradisi jaman Jahiliyah, Karena setiap gerhana ada anak meninggal saat gerhana. Bahkan mungkin bebarapa kejadian ini adalah mitos. Jika kalian mendapati gerhana itu berdo’alah kepada Allah subhanahuwata’ala, bertakbirlah, berdzikirlah, shalatlah dan bershadaqahlah."
Penomena ini akan terpaku akan keindahannya. Meneliti dari sudut ilmiahnya saja tetapi tidak fokus pada sang pencipta. Saat ini Allah subhanahuwata’ala memberikan pelajaran kepada kita. Seperti hadist Rasulallah di atas. Mari kita pusatkan perhatian kita kepada Allah subhanahuwata’ala, siapa kita, mau kemana kita dan sudahkah apa yang kita kerjakan sesuai dengan anjuran Rasulallah.
Dalam nasehat beliau : “Wahai umat muhammad, Demi Allah, tidak ada satupun yg lebih cemburu dari cemburunya Allah subhanahuwata’ala. Allah subhanahuwata’ala menciptakan penomena itu maka sesunggunya Allah cemburu. Demi Allah, seandainya kalian mengetahui seperti yang aku ketahui maka kalian akan sedikit tertawa, maka akan banyak menangis.” Mari kita muhasabah diri kita. Sampai Rasulallah mengingatkan umatnya.
Kisah : Suatu malam Rasulallah pernah menangis dan tangisan beliau adalah yang paling lama. Ketika Bilal mengumandangkan adzan subuh biasanya Rasulallah sudah tiba tetapi hari itu Rasulallah belum tiba. Maka Bilal dan sahabat khawatir. Bilal mendatangi ke rumah Rasulallah untuk menjemputnya. Bilal menemui Rasulallah dengan sangat mengharukan wajahnya, pipinya penuh air mata. Sembab matanya. Bilal berkata : “Ya Rasulallah ada apa engkau menangis atau apakah ada teguran dari Allah atau kejadian hebat sebelumnya.” Rasulallah menjawab : “Bahwa aku menangis, aku menerima wahyu dari Allah subhanahuwata’ala." Tangisan terpanjang dalam sejarah. Ketika istri meninggal dan anaknya beliau tidak menangis seperti itu. Firman Allah subhanahuwata’ala dalam Al Qur’an surat Ali imaran 190-191.
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لأولِي الألْبَابِ
Artinya : "Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berakal," – (QS.Ali Imran[3]:190)
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Artinya : "(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): 'Ya Rabb-kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." – (QS.Ali Imran[3]:191)
Ketika gerhana Allah takdirkan kita untuk melihatnya. Maka berdoalah
رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Artinya : “Ya Rabb-kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." – (QS.Ali Imran[3]:191)
Mudah-mudahan Allah subhanahuwata’ala senantiasa memahami, membimbing kita untuk berada dijalannya. Wallahu’alam bishowab.
Komentar
Posting Komentar