Hosting Indonesia

Ibadah Jum'at II

Keutamaan jalan kaki menuju ibadah Jum’at. Nabi bersabda : “Barang siapa yang mandi keramas pada hari Jum’at, kemudian setelah itu bersegera pagi-pagi menuju ibadah Jum’at berjalan kaki tidak berkendaraan. Duduk didekat dengan imam atau shof terdepan. mendengar khutbah dan tidak berbuat yang sia-sia atau tidak berbicara, ketika khutbah berlangsung. Atau dengan omongan apa saja walau baik.” Misal ada anak kecil ribut, kita nasehati. Dengan cara isyarat untuk menegurnya. Agar dapat keutamaan Jum’at. Maka dengan amalan itu, amal pahala puasanya dan tahajud di waktu malam.

Jalan kaki akan ditanyakan apakah rumahnya dekat atau jauh, kecuali tidak mampu boleh berkendara. Rasul shalat Jum’at, sesegera untuk beribadah begitu masuk waktu Dzuhur. Setelah shalat Jum’at, tidak menemukan tempat berteduh dengan dibalik-balik tembok. Sangking awal ibadah Jum’at dilaksanakan ketika matahari sudah condong kearah barat atau awal waktu Dzuhur. Tetapi waktu diperpanjang menjelang asar sebagaimana waktu Dzuhur. Zaman Nabi, panggilan ibadah Jum’at atau Adzan, dilaksanakan oleh Imam atau Khotib.

jika imam sudah duduk diatas mimbar (ada tangga) barulah adzan dikumandangkan. Demikian juga pada masa Abu Bakar dan Umar. Kemudian Zaman Usman, umat Islam yang banyak masuk islam. Adzan dikumandangkan dua sampai tiga kali dengan iqomahnya. Di pasar zauroh, adzan ketika waktu shalat Jum’at belum datang agar memberi tahu akan ibadah Jum’at. Di Makkah adzan sebanyak dua kali. Dan tetap Adzan itu sampai sekarang.

Nabi ketika khutbah berdiri, duduk, berdiri lagi. Adapun khutbah yang kedua dengan bahasa Indonesia, tidak masalah. Imam duduk begitu adzan sudah selesai. Imam mengucapkan salam kemudian kumandangkan adzan. Ketika khotib duduk adalah waktu yang istimewa. (selain Raudoh, Hijir Ismail, dan lain-lain). Nabi khutbah sebanyak dua kali, duduk diantara keduanya. Membaca ayat Al Qur’an, nasehat taqwa dan bahasa arabnya. Nabi shalat dan khutbahnya sedang-sedang tidak terlalu lama dan cepat.

Tidak ada memperpanjang atau Singkat-singkat. Jangan sampai jamah sampai gelisah. Nabi pendeknya khutbah dan panjangnya shalat menunjukkan pelakunya. Maka panjangkanlah shalat pendek dan khutbh panjang. Wallahu’alam-bis-showab

Baca Juga :

Komentar

Postingan Populer

Follow My Social Media