Hosting Indonesia

Pendidikan dan Problematikanya

Allah subhanahuwata’ala Memberikan cahaya ilahi setiap langkah kita, mengucap shalawat, kalimat tasbih, takbir, tahmid, sehingga seluruh kehidupan kita diteranginya mampu melakukan kreatifitas secara maksimal dan optimal semoga bernilai ibadah dimata Allah subhanahuwata’ala. Bercerita tentang pendidikan yang lebih tahu adalah para guru, yang memberikan pendidikan kepada anak didiknya. Apa yang tidak kamu sukai menjadi lebih baik bagi kamu atau apa yang kamu suka menjadi buruk bagimua. Ketika Allah subhanahuwata’ala menghadirkan manusia dalam persepektif kehidupan. Maka Allah subhanahuwata’ala memberi modal seperti tercantum dalam Al Qur’an Surat An Nahl ayat 76.
وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلا رَجُلَيْنِ أَحَدُهُمَا أَبْكَمُ لا يَقْدِرُ عَلَى شَيْءٍ وَهُوَ كَلٌّ عَلَى مَوْلاهُ أَيْنَمَا يُوَجِّهْهُ لا يَأْتِ بِخَيْرٍ هَلْ يَسْتَوِي هُوَ وَمَنْ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَهُوَ عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Artinya : “Dan Allah membuat (pula) perumpamaan: dua orang lelaki yang seorang bisu,
tidak dapat berbuat sesuatupun dan dia menjadi beban atas penanggungnya, ke mana saja dia disuruh oleh penanggungnya itu, dia tidak dapat mendatangkan suatu kebajikanpun. Samakah orang itu dengan orang yang menyuruh berbuat keadilan, dan dia berada pula di atas jalan yang lurus?” Al-Qur'an, 016.076 (An-Nahl [The Bee])

Sesungguhnya kami keluarkan kamu semua dari perut ibumu dalam kondisi tidak tahu apa-apa atau tanpa ilmu pengetahuan. Akan tetapi Allah subhanahuwata’ala memberikan modal yang pertama adalah pendengaran. Lewat telinga adalah awal mula kelahiran dengan panca indra pendengaran ini mengenalkan segala jenis suara-suara. Modal kedua adalah Pengelihatan. Lewat mata, anak mulai belajar mengetahui mana yang baik untuk dilihat dan yang buruk. Hati nurani yang mengajar. Tugas kita untuk dapat mengoptimalkan anak kita. Tanggung jawab penuh khusus padanya pada anak-anak dari usia Taman Kanak-kanak dan pada usia Sekolah Dasar (SD). Karena guru SD tingkat keberhasilannya lebih tinggi. Respect apa yang Allah subhanahuwata’ala berikan dengan adanya sinyal-sinyal dari Allah subhanahuwata’ala.

Imam Safi’i: wahai saudaraku ada enam perkara untuk mendapatkan ilmu, diantaranya adalah Kecerdasan, anak kita sudah Allah subhanahuwata’ala bekali, setiap anak memiliki kecerdasan. Jika ada pendidikan kurang, yang salah bukan anaknya tetapi yang mengelolanya. Kembangankan kecerdasan anak tersebut. Anak yang memiliki ilmu eksak cenderungan fungsi otak kanan yang dominan. Sedangkan Anak yang memiliki ilmu Seni-seni otak kiri lebih mendominasi. Allah subhanahuwata’ala Menghubungkan otak ini dengan sempurna. Usia 18-40 tahun adalah otak produktif. Usia 40 tahun keatas maka sel-sel otak akan mati. Dalam rangka mengoptimalkan anak kita, kita kembangankan potensi anak, jangan menyamaratakan kemampuan anak dengan anak satu dengan yang lainnya. Sering terlihat guru mendidik anak dengan menyamakan dengan ahlinya. Sehingga potensi tidak tergali secara maksimal. Guru sebagai fasilitator yang mengarahkan kemampuan yang telah dimiliki sedari lahir. Kecerdasan ini syarat untuk mendapatkan ilmu. Dengan kesungguhan yang kita tanamkan. Mengikuti geradasi pendidikan zaman sekarang. Mulai dari sekarang bersahabat dengan guru, agar mendapatkan ilmu. Ilmu yang bermanfaat dan barokah.

Dunia pendidikan mengalami perubahan, kita mengikuti perubahan itu. Pola pengembangnya kita kembangkan agar mengadaptasi ke tingkat teknologi. Orang yang menjadi perantara adalah orang tua kita. Seperti halnya dengan Perantara pernikahan adalah mertua kita. Para guru adalah orang tua kita. Maka tanamkan dalam diri seorang guru bahwa Kita sebagai orang tua dari anak didik kita. Memberikan nama yang bagus, jaga nama baik anak itu. Berilah penghargaan walau sedikit.

Resep dalam anak yang disiplin. Jika anak dibesarkan pada suatu lingkungan maka anak itu akan memberikan seperti lingkungan itu.

Anak itu menyalami semua kalangan, menjelang belajar berdoa dengan terjemahannya, meditasi untuk mengikuti meditasi, dalam titik 0 dimasukkan nilai sepiritual yang ditanmkan. Jika ada temanmu yg pernah mengyakiti perasaamu maafkanlah dia dan doakan dia menjadi lebih baik.

Nilai-nilai dalam Al Qur’an dan Al Haidst diaplikasikan dalam kehidupan, jangan sampai kita jauh dari nilai-nilai tersebut itu. Memberikan pendidikan etika, moral, adab, sopan, satun dan sebagainya. Kita tidak hanya mengajar tetapi mendidik. Berikanlah pendidikan yang sebaik mungkin.

Allah subhanahuwata’ala berfirman dalam Qur'an surat Lukman : 12-19

031.012 وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ
"Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji."

031.013 وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
"Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar."

031.014 وَوَصَّيْنَا الإنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu."

031.015 وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
"Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan."

031.016 يَا بُنَيَّ إِنَّهَا إِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ أَوْ فِي الأرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ
"(Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui."

031.017 يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الأمُورِ
"Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)."

031.018 وَلا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلا تَمْشِ فِي الأرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
"Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri."

031.019 وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَ إِنَّ أَنْكَرَ الأصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ
"Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai."
Al-Qur'an, 031.012-019 (Luqman [Luqman])
wallahu'alambishowab.

Komentar

Postingan Populer

Follow My Social Media