Perkara yang dilarang pada saat haid dan nifas
Arti haid menurut bahasa adalah mengalir. Menurut syari’at, haid adalah darah yang mengalir dari pangkal rahim wanita secara alami dan berkala. Datangnya haid bagi wanita ini menandakan bahwa sejak itu dirinya telah baligh. Sejak itu dirinya berkewajiban menerima beban taklifi (sebagai mukalaf). Haid mulai dialami wanita biasanya setelah memasuki usia 9-15 tahun, tergantung subur tidaknya fisik anak perempuan tadi.
Lama waktu haid
Waktu haid umumnya berlangsung selama 6-7 hari. Masa terpendeknya selama sehari semalam. Tetapi untuk masa terpendek ini sangat jarang dialami wanita. Waktu paling lama berjalan sekitar15 hari. Itu pun jarang dialami wanita.
Jika keluar darah tidak teratur
Darah wanita yang keluar secara tidak teratur, dalam arti bukan pada waktu-waktu haid, biasanya disebut istihadah. Darah istihadah artinya darah penyakit yang bermula dari otot padarahim yang terdekat, yang disebut al-adzil.
Hukum wanita yang mengalami istihadah
Posisi hukumnya sama dengan wanita normal. Ia tetap berkewajiban shalat, puasa (kalau bertepatan dengan bulan Ramadhan) dan boleh membaca Al Qur’an. Yang terkena hukum hanya pada darahnya saja. Jadi kalau kebetulan darah istihadah keluar, maka ia harus membersihkannya dan berwudhu lagi kalau hendak shalat.
Wanita yang sedang haid dilarang :
1. mengerjakan shalat
2. membaca Al Qur’an, menyentuh dan membawanya
3. berdiam di masjid
4. thawaf
5. lewat di dalam masjid jika dikhawatirkan mengotori masjid
6. berpuasa, kalau dia berpuasa, maka puasanya batal.
7. bersetubuh
Puasa : wanita yang sedang haid wajib mengqadha’ puasanya setelah bulan Ramadhan tahun itu.
Nifas
Menurut bahasa, arti nifas adalah melahirkan anak. Menurut syariah, nifas adalah darah yang keluar menyusul kelahiran bayi. Darah itu sebenarnya adalah darah haid yang mengumpul dan tidak keluar selama wanita mengandung.
Lama masa nifas
Paling pendek masa nifas adalah sekali keluarnya darah. Biasanya berlangsung selama 40 hari, paling lama 60 hari. Semua perhitungan itu diperoleh dari hasil penyelidikan dan pengalaman rata2 kaum wanita.
Larangan bagi wanita yang sedang nifas :
1. Sholat.
Wanita yang haid dan nifas haram melakukan shalat fardhu maupun sunnah, dan mereka tidak perlu menggantinya apabila suci. (Ibnu Hazm di dalam kitabnya al-Muhalla)
2. Thawaf.
Wanita haid dan nifas diharamkan melakukan thawaf keliling ka’bah, baik yang wajib maupun sunnah, dan tidah sah thawafnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Aisyah radhiyallahu ‘anha, “Lakukanlah apa yang dilakukan jamaah haji, hanya saja jangan melakukan thawaf di ka’bah sampai kamu suci.” (HR. Bukhari dan Muslim)
3. menyentuh atau membawa Al Qur’an
4. berdiam di masjid
5. berpuasa, wajib atau sunnah.
Wanita yang sedang nifas tidak boleh melakukan puasa wajib maupun sunnah. Akan tetapi ia wajib mengqadha puasa wajib yang ia tinggalkan pada masa nifas. Berdasarkan hadits Aisyah radhiyallahu ‘anha, “Ketika kami mengalami haid, kami diperintahkan untuk mengqadha puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqadha shalat.” (Muttafaq ‘alaih)
6. bersetubuh, Jima’.
Berhubungan kelamin layaknya hubungan suami isteri.
7. Tidak boleh diceraikan.Diharamkan bagi suami menceraikan istrinya yang sedang haid atau nifas. Allah Ta’ala berfirman, yang artinya, “Hai Nabi, apabila kamu menceraikan istri-istrimu maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya (dengan wajar).” (Qs. ath-Thalaq: 1)
Larangan khusus yang ditujukan bagi suami sewaktu istrinya haid atau nifas :
Selain dilarang mnyetubuhi istrinya dalam keadaan seperti itu, sumai juga dilarang menalak (menceraikannya). Hal ini pernah ditanyakan Umar ra kepada Nabi SAW sehubungan dengan putranya, Abdullah, yang menceraikan istrinya sewaktu haid. Nabi SAW memerintahkan supaya menahannya hingga suci, setelah itu diceraikan jika dikehendaki.
Komentar
Posting Komentar