Hosting Indonesia

Kewajiban Orang Islam dalam Menjaga Agamanya


Dalam agama islam telah ditetapkan bahwa islam adalah agama rahmatan lil alamin
agama yang penuh kasih sayang. Hal ini seperti yang telah diajarkan Nabi Muhammad SAW dan yang telah di wahyukan oleh ALLAH SWT.

Adanya pengaturan yang berhubungan dengan Tuhan yaitu pertama Hablumminallah, Hablumminallah ialah amalan-amalan yang termasuk persoalan ibadah kepada Allah SWT. Contohnya solat, puasa, zakat, haji, baca Al Quran, doa, zikir, tahlil, selawat dan lain-lain.

Kedua Hablum minannas, Hablumminannas ialah amalan-amalan lahir kita yang termasuk dalam bidang-bidang muamalat (kerja-kerja yang ada hubungannya dengan masyarakat), munakahat (persoalan kekeluargaan) dan jenayah serta tarbiah Islamiah, soal-soal siasah, fisabilillah, jihad dan persoalan alam beserta isinya serta dengan keberadaan alam semesta Hablum minal a'lam.

Tak lepas dari konteks tersebut, tentang rahmatan lil alamin. Agama Islam juga mewajibkan setiap mukmin atau muslim yang sebagaiman telah diatur dalam Al-Quran,
Yaitu ada enam kewajiban seorang muslim.
1. Menjawab salam
Adapun dalil-dalil tentang wajibnya menjawab salam diantaranya;

وَإِذَا حُيِّيْتُم بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّواْ بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ حَسِيباً

Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa)*. Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu. (QS. An Nisa : 86)

*Penghormatan dalam Islam ialah : dengan mengucapkan Salam, Assalamu'alaikum.

Rasulullah bersabda, “Kewajiban seorang muslim atas muslim yang lain ada lima; menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengiringi jenazah, memenuhi undangan dan mendoakan orang yang bersin.” (HR. Al-Bukhari & Muslim)

Menjawab salam mempunyai hukum yang wajib karena kita telah didoakan keselamatan bagi orang yang telah memberikan salam. Untuk itu kita wajib menjawabnya dengan maksud untuk mendapatkan berkah doanya serta mendoakan kembali kepada yang memberikan salam.

Panjang lebar Imam al Qurthubi menjelaskan maksud ayat diatas. Menurut beliau, maksud tahiyah dalam ayat diatas sesuai pendapat yang shahih dari beberapa pakar tafsir- adalah salam.

Ulama juga sepakat bahwa memberi salam hukumnya sunah dan menjawabnya wajib. Mereka hanya berselisih pendapat tentang apakah kewajiban menjawab gugur jika salah seorang sudah menjawabnya? Imam Malik dan asy Syafi’i menyatakan gugur kewajibannya sedang al Kufiyun (para ulama Kufah) menyatakan tetap menjadi fardhu kifayah. Bahkan Imam Qatadah dan al Hasan mengatakan bahwa seorang yang tengah shalat harus menjawab salam jika salam ditujukan padanya dan hal itu tidak membatalkan shalatnya.

Dengan demikian saat mendengar ceramah dari kaset ataupun radio dan diucapkan salam hendaknya kita menjawabnya. Demikian pula saat membaca surat yang ditujukan pada kita, bisa dengan ucapan atau tulisan.

Perlu diingat bahwa yang sunah apalagi yang diwajibkan, apapun itu, jika hal tersebut diperintahkan syariat tak sepatutnya diremehkan oleh setiaporang yang mengaku muslim!

Salam adalah sapaan yang bisa menumbuhkan rasa kasih sayang dan mempererat persaudaraan. Sebuah do’a untuk kebaikan bagi kita hingga sudah selayaknya jika kita membalas dengan doa kebaikan pula.

2. Menjenguk orang sakit
Menjenguk orang sakit adalah bagian atau salah satu hal yang dapat dilakukan untuk saling memberi semangat sekaligus mengingatkan bahwa menjaga jasmani adalah sebagian dari iman.
Menjenguk orang sakit bagian dari adab Islam yang mulia. Dia bagian dari rahmat yang dengannya Islam datang dan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallamdiutus.

"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam." (QS Al-Anbiya' 107)

Rahmat Islam ini mencakup semua sisi kehidupan, di antaranya rahmat Islam terhadap orang-orang lemah dan sakit. Karena orang sakit sedang merasakan penderitaan dan menahan rasa sakit yang menyerangnya. Oleh sebab itu, ia lebih membutuhkan perhatian dan bantuan dari sesamanya, serta hiburan dan motifasi untuk menguatkannya. Karena itulah Islam memberikan perhatian besar terhadap akhlak mulia ini melalui lisan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.

"Berilah makan oleh kalian orang yang lapar, jenguklah orang sakit, dan bebaskan tawanan (muslim)." (HR Al-Bukhari Dari Abu Musa al-Asy'ari Radhiyallahu 'Anhu).

Dituturkan oleh al-Bara' bin Azib Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam memerintahkan kepada kami dengan tujuh perkara dan melarang kami dari tujuh perkara:Beliau memerintahkan kami agar menjenguk orang sakit..." (Muttafaq 'alaih).

Bahkan perhatian Islam terhadap akhlak mulia ini sampai menjadikannya sebagai bagian dari hak persaudaraan se-Islam. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada lima: Menjawab salam, menjenguk yang sakit, mengantar jenazah, memenuhi undangan, dan mendoakan yang bersin.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)

"Lima perkara yang wajib ditunaikan seorang muslim terhadap saudara (muslim)-nya: Menjawab salam, mendoakan yang bersin, memenuhi undangan, menjenguk orang sakit, dan mengantar jenazah." (HR Muslim)

3. Memberikan maaf
Allah SWT adalah maha dari segala maha untuk itu manusia yang hanya sebuah jentikan buih yang ada dilaut ataupun debu yang ada di udara ada baiknya dengan lapang dan ikhlas dapat memaafkan atas kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain terhadap diri kita.

Firman Allah SWT:
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (١٣٣)الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (١٣٤)

Artinya : Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Qs Ali Imron: 133-134

4. Menyambung Silahturahmi
Menyambung silahturahmi adalah sebagian dari cara yang dilakukan Nabi Muhammad SAW untuk melakukan penyebaran agama islam. Dan silahturahmi itu pula yang mengikat segala peradaban yang ada dimuka bumi ini untuk saling mendoakan dan menguatkan sesama muslim.

“Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan mempergunakan nama-namaNya, kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi.” (QS. An Nisa: 1)

“Seorang mukmin terhadap mukmin (lainnya) bagaikan satu bangunan, satu sama lain saling menguatkan.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).

“Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat” (QS. Al Hujuraat: 10)

5. Berbuat baik
Berbuat baik kepada sesama muslim ataupun orang yang tidak baik kepada diri kita merupakan kewajiban yang diatur dalam al-quran karena manusia adalah makhluk sosial yang diciptakan oleh Allah SWT untuk saling membutuhkan.

dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk diri kalian sendiri niscaya kalian akan memperoleh balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. (Al-Muzzammil : 20)

Dan barang apa saja yang kalian infakkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki yang sebaik-baiknya. (Saba’ : 39)

Dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (Al-Baqarah : 195)

Rasulullan shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Barangsiapa yang meringankan dari seorang mukmin satu kesulitan dan kesulitan-kesulitan dunia, maka Allah akan ringankan untuknya satu kesulitan dari kesulitan-kesulitan Hari Kiamat. Barangsiapa yang memudahkan seorang yang mengalami kesulitan, maka Allah akan beri kemudahan untuknya di dunia dan di akhirat. Barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim maka akan Allah tutupi (aibnya) di dunia dan di akhirat. Allah akan senantiasa menolong hamba selama sang hamba tersebut menolong saudaranya. HR. Muslim 4867

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Barangsiapa yang yang membantu kebutuhan saudaranya maka Allah akan membantu kebutuhannya. HR. Al-Bukhari 2262, Muslim 4677.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya seperti sebuah bangunan, satu sama lain saling menguatkan. Kemudian Rasulullah menyilangkan jari-jemarinya. HR. Al-Bukhari 459.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda :
Perumpamaan kaum mukminin dalam kasih sayang, sikap rahmah, dan sikap lembut antar mereka adalah seperti satu tubuh. Jika satu anggota tubuh mengeluh kesakitan, maka seluruh badannya akan tidak bisa tidak dan merasakan sakit. HR. Al-Bukhari 5552, Muslim 4685.

6. Mendoakan sesama muslim.
Allah Ta’ala berfirman:
وَالَّذِينَ جَاؤُوا مِن بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإِيمَانِ وَلا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِينَ آمَنُو

“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: “Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Hasyr: 10)

Mendoakan sesama muslim tanpa sepengatahuan orangnya termasuk dari sunnah hasanah yang telah diamalkan turun-temurun oleh para Nabi -alaihimushshalatu wassalam- dan juga orang-orang saleh yang mengikuti mereka. Mereka senang kalau kaum muslimin mendapatkan kebaikan, sehingga merekapun mendoakan saudaranya di dalam doa mereka tatkala mereka mendoakan diri mereka sendiri. Dan ini di antara sebab terbesar tersebarnya kasih sayang dan kecintaan di antara kaum muslimin, serta menunjukkan kesempuraan iman mereka. Nabi -alaihishshalatu wassalam- bersabda, “Tidak beriman salah seorang di antara kalian sampai dia mencintai untuk saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik)

Karenanya Allah dan Rasul-Nya memotifasi kaum muslimin untuk senantiasa mendoakan saudaranya, sampai-sampai Allah Ta’ala mengutus malaikat yang khusus bertugas untuk meng’amin’kan setiap doa seorang muslim untuk saudaranya dan sebagai balasannya malaikat itupun diperintahkan oleh Allah untuk mendoakan orang yang berdoa tersebut. Berhubung doa malaikat adalah mustajabah, maka kita bisa menyatakan bahwa mendoakan sesama muslim tanpa sepengetahuannya termasuk dari doa-doa mustajabah. Karenanya jika dia mendoakan untuk saudaranya -dan tentu saja doa yang sama akan kembali kepadanya- maka potensi dikabulkannya akan lebih besar dibandingkan dia mendoakan untuk dirinya sendiri.

Komentar

Postingan Populer

Follow My Social Media