Sensi
"Ketahuilah bahwa didalam tubuh seseorang ada segumpal daging. Jika daging baik maka seluruh tubuh baik, sebaliknya. Buruk seleruh tubuhnya. Itulah hati." HR. Bukhori muslim
Seorang muslim menghargai jika menghargai dirinya. Allah subhanahuwata’ala ajarkan dalam Al Qur’an. Ambillah darimu sifat pemaaf. Jika kamu memaafkan kamu akan lebih mudah mengerjakan kebaikan dn terhindar dan hindri orang yang jahil atau orang yang bodoh tidak bermanfaat. Orang bodoh yang membuat kita sakit hati. Jadilah pemaaf.
Kenapa orang bisa marah karena orang itu belum tahu. Tidak ada anak nakal dan bodoh. Yang ada kurang pelatihan. Jika semua pemikiran baik maka baik lisan dan perbuatan kita. Tidak mudah sensi jangan menunggu orang memperbaiki tetapi kita perbaiki, pikirkan sebelum bertindak supaya tidak ada penyesalan. Hati-hati bagi yang sering marah maka berpuasalah.
Ibu-ibu yang suka marah karena tidak diberi uang oleh suaminya, anak tidak meminta-minta, maka beri sebelum meminta. Perut keroncongan karena belum diiisi.
Solusi persiapkan energi, maafkan orang sebelum berbuat kesalahan. Dari bawah mudah-mudahan bisa memaafkan. Lebih baik supaya tidak sensi menyibukkan diri dengan kebaikan. Orang yang terbaik sibuk memikirkan keburukannya dan tidak memikirkan orang lain. Sebaik-baiknya ingat keburukan diri sendiri dan lupakan kebaikan.
Orang zalim, Membalas keburukan dengan kebaikan itu orang yang baik. Jika kebaikan dengan kebaikan maka itu balas jasa. Kadang kala orang itu hilang sandal maka curi sandal. Jika engkau melakukan hal yang sama apa bedanya dengan dia? Maka Jadilah pemaaf.
Firman Allah dalam Surat Ar rahman 1-13
الرَّحْمَنُ
"(Rabb) Yang Maha Pemurah," – (QS.55:1)
عَلَّمَ الْقُرْآنَ
"Yang telah mengajarkan Al-Qur'an." – (QS.55:2)
خَلَقَ الإنْسَانَ
"Dia menciptakan manusia," – (QS.55:3)
عَلَّمَهُ الْبَيَانَ
"Mengajarnya pandai berbicara." – (QS.55:4)
الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ بِحُسْبَانٍ
"Matahari dan bulan (beredar), menurut perhitungan." – (QS.55:5)
وَالنَّجْمُ وَالشَّجَرُ يَسْجُدَانِ
"Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan, kedua-duanya tunduk kepada-Nya." – (QS.55:6)
وَالسَّمَاءَ رَفَعَهَا وَوَضَعَ الْمِيزَانَ
"Dan Allah telah meninggikan langit; dan Dia meletakkan neraca (keadilan)." – (QS.55:7)
أَلا تَطْغَوْا فِي الْمِيزَانِ
"Supaya kamu jangan melampaui batas, tentang neraca itu." – (QS.55:8)
وَأَقِيمُوا الْوَزْنَ بِالْقِسْطِ وَلا تُخْسِرُوا الْمِيزَانَ
"Dan tegakkanlah timbangan dengan adil, dan janganlah kamu mengurangi neraca itu." – (QS.55:9)
وَالأرْضَ وَضَعَهَا لِلأنَامِ
"Dan Allah telah meratakan bumi untuk makhluk(-Nya)," – (QS.55:10)
فِيهَا فَاكِهَةٌ وَالنَّخْلُ ذَاتُ الأكْمَامِ
"di bumi itu ada buah-buahan, dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang." – (QS.55:11)
وَالْحَبُّ ذُو الْعَصْفِ وَالرَّيْحَانُ
"Dan biji-bijian yang berkulit, dan bunga-bunga yang harum baunya." – (QS.55:12)
فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
"Maka nikmat Rabb-kamu yang manakah, yang kamu dustakan;" – (QS.55:13)
Kasih sayang Allah subhanahuwata’ala selalu tersambung. Manusia harus puji dulu baru ada kasih sayang. Tetapi kepada Allah subhanahuwata’ala tetap memberi kasih sayang kepada kita. Mau kita ibadah atau tidak. Mereka dikasi semuanya di dunia. Itulah bedanya manusia dengan Allah subhanahuwata’ala. Kepada manusia sensitif tetapi kepada Allah tidak.
Orang tidak tahu siapa kita. Pribadi yang positif. Bagaimana menjadi pribadi postif?
Berbaik sangka itu ada empat, yaitu :
1. Kepada Allah subhanahuwata’ala kita harus berbaik sangka. Takdir itu baik, akan baik untukmu. Menjadi manusia itu yang terbaik. “Kenapa aku.. Knp aku sakit..” Karena Allah subhanahuwata’ala punya rencana buat kita dibalik itu.
2. Diri sendiri, ingat kita pasti mempunyai kelebihan. Orang yang optimis yang dilihat baik maka baik. Kita bisa dan mampu mulai dari diri kita. Jangan malu memberi. Besarkan hati kita.
3. Sesama, sekitar kita. Orang buruk belajar dari mereka maka jangan kamu lakukan terhadap org lain. Membangkitkan diri kita untuk lebih baik dari mereka
4. Waktu, Allah tidak menzalimi hambanya. Semua sama diberikan waktu selama 24 jam tinggal bagaimana mengisi waktu itu. Terlalu cepat waktu berlalu karena kamu sibuk, lambat karena leha-leha. Jangan pernah salahkan waktu.
Berterimakasihlah kepada Allah subhanahuwata’ala, diri sendiri dan sesama sehingga kita bisa menghargai waktu ini. Wallahu’alam bishowab.
Komentar
Posting Komentar