Memuliakan Tetangga
Manusia hanya mampu berencana, اَللّهُ. Ridhoi dan takdirkan untuk bertakarrub atau mendekatkan diri kapada اَللّهُ . Semoga jadi ilmu yang bermanfaat.
Hadist 15
HR Abu Hurairoh ra. Rasul اَللّهُ saw telah bersabda : barang siapa orang tersebut keadaannnya ia beriman dengan adanya اَللّهُ swt dan adanya percaya hari akhir/kiamat, maka berucaplah yang baik yang bermanfaat/hendaklah diam. Dan barang siapa yang keadannya beriman kepada اَللّهُ dan hari kiamat hendaklah memulyakan tetangganya/tamunya.
Rasul merintahkan kita hendaklah orang itu berkata baik atau diam. Ulama berpendapat : "Manusia itu memiliki dua pilihan yaitu berbicara dan diam. Maka dilihat jika berbicara sesuatu yang baik dia mendapatkan sesuatu keberuntungan, sebaliknya apabila dia berbicara tidak baik maka, keburukkan atau kerugian. Maka, Pandai-pandailah manusia untuk mendapatkan keberuntungan. Dan berhati-hati dalam berbicara dalam kerugian. Berbicara yang tidak baik sepeti mencaci dan menggunjing dan lain-lain. Diam yang baik seperti tidak membuat yang berbahaya. Diam yang tidak baik seperti dia diam jika di mempunyai ilmu, diam ada kemaksiatan atau ada syaitn adanya kemungkaran. Baca quran tidak ditegur Golongan syaiton yg bisu."
Lukman nul hakim. :"Wahai anakku aku beri nasehat kepadamu, jika orang berbicara yang baik, maka anakku diamlah. Tentang ketaatan kepada اَللّهُ swt. Maka itu ibarat sebuah perak. kemudian diam dari pada kemungkaran atau yang membuat kemungkaran yaitu emas.
Ulama : orang yang banyak bicaranya, kebanyakan banyak kelirunya. Terhadap pengamalan dari pada bicaranya. Dulu anak Amal kita berdasarkan Al Qur'an dan Al Hadist. Pengaruh karakter anak tersebut. Jaman sekarang hanya bisa bicara tanpa mengamalkan.
Nabi bersabda : "Aku kabari yang sangat ringan dan tidak ada yang lebih mulia dari keduanya. Adalah: diam dan bagusnya akhlak atau budi pekerti." Syaidina Abu bakar sampai menutup lisannya dengan batu. Tokoh: paling baiknya manusia adalah orang yang paling mampu menjaga lisannya. Orang yang banyak diam dan tidak komentar banyak kemuliaan.
Nabi bersabda : "Muliakan tetangganya, paling ringannya, kamu berwajah berseri-seri dan menyenangkan." Ulama : "Meluruskan dari pada berbuat baik kepada tetangga. Ada empat hal, sebagai berikut :
- Hendaklah ia mncintainya, memberi dari apa yang ia miliki dari kelebihan hartanya. Misal membuat gulai kambing, agar tetangga merasakan tak hanya mencium baunya saja.
- Janganlah tamak apa yang diberikan oleh tetangga. Kita ikut bersyukur atas apa yang mereka dapat.
- Mencegah jangan sampai mengganggu tetangganya.
- Sabarlah dengan gangguan tetangga tersebut. Doakan Sebagai dia cinta dengan muslim-muslim lainnya.
Tetangga itu termasuk 40 rumah untuk kesemua arah. Nabi bersabda : "Malaikat jibril agar berbuat baik kepada tetangga, seolah-olah mereka itu saudara kita dan mendapatkan warisan.
Nabi memuliakan dari pada tamunya. Baik tamu itu satu orang atau dua orang, baik itu kaya atau miskin. Diantaranya : Berwajah baik, berseri-berseri-seri, berbicaraa yang baik-baik dan menyenangkan, menghamparkan tikar, memberikkn sungguhan, sampai tiga hari/semampunya, Menasehati mereka dengan lemah lembut, berhikmah kepada mereka, (Nabi Sulaiman) janganlah berucap yang menyinggung tamu, menyuguhkan untuk tamu dengan memaksakan. Apa yg kita punya jangan yang tidak kita punya. Mawas diri dengan lisan, berucaplah dengan baik. اَللّهُ akan nilai amalnya dan ampuni dosa-dosanya lebih-lebih digunakan dengan zikir.
Hendaklah berbuat baik kepada tetangga, jika bermukim, lihatlah tetangga dulu sebelum bermukim. Muliakanlah tetangganya. Beliau mau makan kecuali dengan tamu.(Ibrahim as).
Komentar
Posting Komentar