Pendidikan Anak
Anak dari sisi yang luas. Anak adalah anugerah. Keluarga memiliki anak memiliki perasaan senang luar biasa. Ketika belum ada anak, serasa masih ada yang kurang. Kita berusaha agar Allah subhanahu wata’ala anugerahkan anak kepada yang belum punya. Ketika kita punya anak maka ini adalah karunia Allah yang diberikan kepada kita. Maka sikap kita adalah bersyukur kepada Allah subhanahu wata’ala.
Firman Allah dalam surat Ibrahim ayat 7:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Artinya: "Dan (ingatlah juga), tatkala Rabb-mu memaklumkan: 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih'." – (QS.Ibrahim[[14]:7)
1. Anak sebagai karuni dan anugerah maka bersyukurlah.
Orang tua melakukan aqiqah pada hari ketujuh kelahiran anak kita. Hadir anak pertama bersyukur, dan selanjutnya. Dengan banyak hal. Janganlah engkau kufur kepada Allah. Ketika ada sesorang perempuan yang mengaborsi janinnya. Jangan kamu membunuh anak kamu karena takut miskin. Ini adalah kemaksiatan. Usia 120 hari kandungan adalah bagian dari pembunuhan. karena sudah ditiupkan ruh.
2. Anak adalah amanah
Anak agar dijaga dengan sebaik-baiknya. Hadirnya anak adalah amanah dari Allah subhanahu wata’ala kepada orang tuanya. Kewajiban orang tua kepada anak tersebut. Amanah itu akan diminta pertanggungjawaban. Setiap pemimpin dimintai pertanggungjawaban. Jika dijalankan amanah ini dengan baik maka akan memberikan keberkahan. Jika dilalaikan tidak mendidik, menjaga justru anak ini menjadikan bumerang bagi orang tuanya. Ada lima hal yang perlu dilakukan oleh orang tua, adalah sebagai berikut:
1) memberikan nama dengan nama baik. Nama ada tiga makna yaitu: keindahan, doa, dan obsesi. Agar anak kita tidak malu. Orang tua memberikan nama yang terbaik. Seperti Atiqah = wanita yang ta’at. A’isyah = cantik seperti sosok A’isyah ra. Afifah = menjaga harga diri. Nama dengan bahasa arab agar paham arti nama tersebut.
2) Asupan yang sesuai dengan batasan agama yang toiyib/baik dan halalan. Apa yang dikonsumsi maka akan terbentuk dalam tubuh kita. Untuk orang dewasa, satu suap yang haram maka ibadahnya 40 hari tidak diterima oleh Allah. Jika makan yang baik , maka segumpal darah maka baik semua. Jangan saja baiknya tetapi halalnya yang dicari.
3) Memberikan pemahaaman agama kepada anak kita. Lukman ayat 12 – 19. Ajarilah anak kamu shalat ketika tujuh tahun dan pukullah anak usia sepuluh tahun untuk shalat. seorang muslimah menutup aurat. Membiasakan anak-anak untuk mendekatkan dirinya dengan masjid. Sejak dini untuk shalat.
4) Memberikan tauladan. Sering tidak ketemu dan teladan dari orang tuanya. Baik dari rumah – sekolah – lingkungan. Santun kepada orangtua dan kepada orang yang lebih besar.
Ada kecerdasan pada diri kita, yaitu:
- Kecerdasan intelektual, seperti: les, sekolah dan pendidikan lainnya.
- Kecerdasan emosional, seperti: berbagi, bersabar, mau mengalah, tidak sombong, tidak zalim, ego dan sebagainya.
- Kecerdasan spiritual, seperti: ibadah shalat, menutup aurat, keluar rumah memakai jilbab. Momen rumah tanggap sebagai proses. Contoh anak ulang tahun yang ketujuh, kombensasi shalat bukan perintah orang tua tetapi Allah subhanahu wata’ala.
- Kecerdasan sosial, seperti: jaman sekarang aktif dengan gadget, tidak bergaul, dan sosialisasi. Intraksi dengan teman. Jika game, cari yang edukatif. Ditakar untuk permainannya. Mereka bergiliran.
- Kecerdasan life skill (keterampilannya). Seperti: keterampilan dengan plastisin, slem. Jualan keliling adalah berani tampil, berani bicara.
Berdo’a untuk orang tuanya. Berbakti kepada orangtuanya. Do’a orang tua kepada anak mustajab. Ikhtiar cari jalan keluarnya. Wallahu’alam bishowab.
Komentar
Posting Komentar