Pamer
Abi Hurairah : “Sahabat yang datang kepada Rasulallah. Ada seseorang yang melakukan Shadaqah secara sembunyi-sembunyi. Tetapi ketika di lihat orang lain mereka senang. Rasulallah bersabda : “Baginya dua pahala yaitu pahala yang dirahasiakan dan terang-terangan.
Dalam Firman Allah dalam surat Adhua.
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
Artinya : "Dan terhadap nikmat Rabb-mu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur)." – (QS.Ad Dhuha[93]:11)
Apakah kita pamer? Apakah sudah tahu niat mereka yang pamer? Kata orang munafik : kamu riya' maka hati-hati kita jangan sampai tergolong kepada mereka. Jangan sampai kita sombong jadi ada sifat riya'. Maka ikhlas dalam niat.
Bagaimana kita berbuat sesuatu yang baik tidak diketahui oleh orang lain agar tidak riya'. Orang yang riya’ adalah perbuatan syirik kecil. Hati-hati manusia di goda dari awal sampai akhir. Misal shadaqah kepada anak yatim. Jika sampai ujub, sombong, riya’ maka hilang pahalanya. Diingatkan oleh Rasulallah dengan meluruskan niat. Dari awal smpai akhir. Terkadang kita berkata "Dia kan begitu karena saya.., " Kebaikan yang diungkit-ungkit. Maka Jangan seperti itu.
Ketika Rasulallah selesai berjamaah, berkumpul para sahabat. Rasulallah siapa yang hari ini berpuasa? Mendamaikan orang berselisih? Senantiasa Abu Bakar tunjuk tangan. Abu tidak riya’ justru orang sekitarnya untuk memotivasi berbuat kebaikan.
Di sebuah desa ada kaum yang mengalami kemarau panjang. Ada Yazid Al Aswad, memohon do’a kepada Allah kemudian Allah mengabulkan doanya sehingga hujan turun. Maka Allah mengabulkan hujan. Maka dia memiliki perasaan “wah saya dikenal bisa menurunkan hujan.” Maka allah mewafatkannya di hari Jum’at agar terhindar dari riya. Mudah-mudahan kita terhindar dari sifat syirik baik yang diketahui atau tidak. Wallahu’alam bishowab
Komentar
Posting Komentar