Hidup adalah Pelayanan
Manusia memang dengan segala yang telah diberikan, fasilitas, potensi, akal dan ilmu mampu mengangkat diri. Mereka menjdi peribadi yang unggul disetiap lini. Ada diantara manusiia dia tidak jadi apa-apa jika dibantu dalam hasil ekonomi dll. Ada orang lain yang memerdayakan kita. Ada yang dibantu dengan daya pikir dan ekonomi sehingga berkembang dan hidup. Ada orang sebagai penggerak dan memiliki kemampuan untuk menjadi lebih baik. Ketika menjadi seseorang pendidik, Allternatif dan Pendidik maka jadilah yang berkualitas.
Literatur, jika tidak. Ada pendidikan yang mengantarkan kepada اَللّهُ . Sebagai Rasulallah mendirikn pelayanan pendidikan dengan para sahabat. Mencari ridho اَللّهُ atas anak-anak yang kita didik. Jangan hanya mencari kepentingan duniawi. Dewasa ini, semakin tinggi pendidikan, semakin tidak mengenall siapa tuhannya. Lembaga umum memberikan. Pendidikan yang kurang adalah ilmu agama sedangkan yang Lebih adalah ilmu dunia.
Tujuan penciptaan Manusia.
Dalam Al Qur’an ada dua hal yang perlu kita ketahui. Kita sebagai tauladan dan sebagai guru. Pelayanan untuk mengantarkan anak mendapat ridho dari اَللّهُ . Tujuan penciptaan manusia yang pertama adalah sebagai Abdulloh atau hamba اَللّهُ . Menjadikan seluruh hidup matinya untuk beribadah kepada اَللّهُ .
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ
Artinya : Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS. Adz Dzaariyat : 56)
Aqidah potensialisasi, memiliki potensi yang terbaik melalui ibadah. Anak keturunan kita yang akan mengurus kita kelak nanti. Kita bersungguh-sungguh membuat pendidikan yang berkualitas, hebat di dunia dan berhasil di akhirat. Pendidikan agama menjadi yang sangat penting. Memilihara ibadah, kelestarian ajaran islam sejak Nabi Muhammmad saw. Mengamalkan ibadah-ibadah. Agar tetap eksis selamanya. Ibadah ini sudah banyak tercampuri oleh nafsu manusia. Ajaran islam yang tidak benar yang terjadi amal keburukkan yang muncul.
Tujuan penciptaan manusia yang kedua adalah manusia menjadi kholifah. Dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 36
فَأَزَلَّهُمَا الشَّيْطَانُ عَنْهَا فَأَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِ وَقُلْنَا اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ وَلَكُمْ فِي الأرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَى حِينٍ
Artinya : Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan."
Sinergi dunia dan akhirat. Akan mendapatkan ridho اَللّهُ swt. Ridho adalah apa yang kita lakukan misalnya diskolah dalam hal mengajar dll. Tidak ada lagi maksiat dan larangan اَللّهُ bahwa perbuatan itu benar-benar menurut اَللّهُ sudah benar. Pada saat ini antara pendidikan yang kita buat dengan apa yang diukur oleh اَللّهُ belum sinergi.
Al Qur’an surat Al Zalzalah ayat 7 dan 8.
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
Artinya : “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.”
Jika kalian mencari dunia, اَللّهُ akan membalas dengan lebih dari itu. Ketika kita membuat lembaga pendidikan yang benar sesuai ajaran agama. Dalam hal shalat, dari proses awal wudhu hingga akhir doa. Hendaklah kita didik, diawasi dengan baik. Karena jika Sholatnya baik maka baik pula perbuatannya. Misalnya dalam Shalat dhuha, shalat farddhu, dan sebagainya.
Kita akan Bermartabat dihadapan اَللّهُ jika kita bermanfaaat di dunia. Terlebih dahulu jadi contohlah yang terbaik.
Potensi jadi yang lebih baik. Tetap ilmu yang bermanfaat, karya yg terbaik. Hanya untuk اَللّهُ . اَللّهُ benar-benar akan memberikan balasan kepada orang yang memberi manfaat kepada orang lain.
إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لأنْفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ الآخِرَةِ لِيَسُوءُوا وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُوا مَا عَلَوْا تَتْبِيرًا
Artinya : “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.” (QS. Al Isra : 7)
Khusu' dan ikhlas jika
1 Cinta kepada اَللّهُ . Lewat ibadah.
2 Takut yang luar biasa kepada اَللّهُ bukan untuk pasrah tetapi untuk diperbaiki.
3 Berharap, apa yang kita lakukan dengan ilmu dan dilandasi iman yakin bahwa ini diterima oleh اَللّهُ . Keikhlasan ada larangan harapan jika orang yang membuat maksiat terus menerus dan jika sudah berharap mendapat kebaikan. Yang menyaksikan kita di dunia ini addalah اَللّهُ swt. Agar tidak ada riya'. @bang_ijang
Komentar
Posting Komentar