Lupa

Allah subhaanahu-wata'ala yang beri kita lupa. Seperti kita melaksanakan ibadah puasa, kita terkadang lupa jika puasa. Kita makan atau minum. Kemudian baru teringat. Astagfirullah saya lupa, sedang berpuasa. Allah subhaanahu-wata'ala berakhlak pada manusia. Gunanya kelupaan supaya menggantungkan pada Allah subhaanahu-wata'ala. Dalam berumah tangga, kita saling mengingatkan baik pada suami atau istri. Perempuan ingatannya sangat baik. Buat ibu-ibu asalkan jangan lupa anak di Mall. Ikatlah ilmu itu dengan catatan atau tulisan. Orang-orang yang dapat lupa itu menjadi nikmat. Ada orang yang mendapat pahala.

Contoh absen diawal-awal sudah rajin karena sudah terbiasa jadi dianggap biasa. Pembiasaan itu pada tempatnya. Misal posisi sakelar dirumah. Kita sering langsung menghidupkan lampu karena pembiasan.

Lupa mengingatkan kita. Menutup kepala. Tidur pagi merusak rejeki. Tidur sebelum Dzuhur supaya kuat. Setelah Dzuhur membuat kita gemuk. Tidur setelah Asar merusak otak. Tidur setelah maghrib kita sesat, tidur setelah isya maka itu baik.

Ada jenis lupa yaitu :

1. Lupa yang dimaafkan

2. Lupa yang tidak dimaafkan

Ingat! Kita selalu diminta ingat pada Allah ada dakwah, penyampaian. Ini semua ada untuk mengingatkan. Ada keluarga sahabat. Ketika dingatkan tetapi mereka sombong tidak mau diingatkan. Maka lupa yang tidak dimaafkan tetapi tidak didengar. Seperti Abu lahab pura-pura tidak tahu. Sengaja lupa dengan kasus.

Lupa yang dimaafkan. Maka kita memaafkan meraka. Orangtua yang usia lanjut kadang lupa anaknya. Apakah sudah makan tetapi padahal sudah. Maka maafkanlah meraka. Penyakit lupa pikun. Berlemah lembutlah kepada mereka. Yang hidup bersama orangtua pikun. Maka mengingatkan, memaafkan dan membantu. Ayu datang mereka. Atur waktu untuk bersamaanya. Orangtua tiada henti mengingatkan. Sudah shalat? Ada Pekerjaan Rumah? Tetap bertanya. Kita sering bertanya tiada henti. Maka orangtua tiada henti menjawab setiap pertanyaan dari anaknya. Ingat orangtua, orang yang berjasa kepada kita. Wallahu'alam bishowab.